Selasa, 30 Oktober 2012

Proses Penyiaran

Pertemuan ke-7
Rabu, 24 Oktober 2012

Dosen: Aden Hidayat, S.Sos, M.Si

Siapa yang tidak tahu radio atau televisi? Tentunya setiap orang di era sekarang ini pasti pernah mendengar radio atau menonton televisi. Namun apakah tiap orang tau bagaimana awal proses penyiaran radio dan televisi hingga saat kita dapat mendengar dan menontonnya? Mata kuliah Kapita Selekta kali ini membahas tentang proses penyiaran dan bagaimana menjadi seorang penyiar yang profesional.

Dalam dunia penyiaran atau broadcasting ada yang  namanya proses penyiaran. Terselenggaranya penyiaran ditentukan oleh 3 unsur, yaitu:
1. Unsur Studio / Master Control
2. Transmitter / Satelit
3. Pesawat Penerima

Unsur Studio sebagai tempat untuk menyelenggarakan acara yang biasanya dapat indoor ataupun outdoor. Sedangkan Master Control merupakan ruang panel, tempat proses penyiaran berlangsung. Jika ada tayangan yang ingin ditampilkan pasti harus melewati ruang panel dahulu untuk disaring informasinya. Unsur yang kedua adalah Transmitter atau Satelit yang merupakan alat untuk mengirimkan gambar/ audio. Unsur yang terakhir adalah Pesawat Penerima yaitu televisi dan radio yang ditonton/ didengar setelah proses penyiaran berlangsung. Ketiga unsur ini disebut dengan Trilogi Penyiaran.

Menurut Wahyudi (1994), Siaran yang Berkualitas adalah siaran yang kualitas suara dan atau gambar / visualnya prima. Sedangkan Siaran yang Baik adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau visualnya bersifat informatif, edukatif, persuatif, akumualitif dan stimulatif. Dan menurutnya Siaran yang Benar adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau visualnya diproduksi sesuai dengan sifat fisik medium radio dan atau televisi.

Terdapat 2 kategori dalam produksi siaran yaitu Karya Artistik dan Karya Jurnalistik. Keduanya memiliki perbedaan sifat dalam memproduksi suatu siaran. Karya artistik lebih mengutamakan segi seni dan keindahannya, yang bentuk siarannya bisa fiksi atau non fiksi dan tidak terikat pada struktur yang baku. Sedangkan karya jurnalistik harus mengutamakan aktualisasinya, yang isi pesannya faktual dan menggunakan bahasa jurnalistik.

Tahapan dalam proses penyiaran televisi terdiri dari pra produksi tv, produksi tv dan pasca produksi tv. Dalam pra produksi dipersiapkan hal-hal sebelum proses produksi sebuah program televisi, seperti menentukan ide, menyusun crew, pembuatan jadwal shooting, sampai pembuatan final script. Selanjutnya produksi tv memproses eksekusi semua hal yang sebelumnya telah dipersiapkan pada proses pra produksi. Pada pasca produksi tv, diproses finishing sebuah program tv sampai menjadi program acara yang utuh dan mampu menyampaikan sebuah pesan kepada pemirsanya, dengan cara melakukan penyatukan/ penyambungan beberapa gambar oleh seorang editor.

Proses pra produksi tv merupakan proses awal dalam pengembangan ide suatu program karena itu dibutuhkan kreativitas untuk mengembangkannya. Ada banyak cara dalam mengembangkan ide seperti dari pengalaman, diskusi, aktivitas sehari-hari, membaca buku, menonton tv, riset dll. Setelah ide ditemukan, selanjutnya dituangkan dalam bentuk sinopsis untuk menjelaskan atau menggambarkan secara singkat dalam sebuah program acara tv sesuai dengan tahapan-tahapan produksi tv. Setelah itu diadakan casting untuk memilih dan menentukan pemain yang cocok berdasarkan analisis naskah.

Ada bagian-bagian yang penting dalam suatu produksi siaran tv seperti tim properti yang menyediakan peralatan untuk suatu produksi program, tim make up yang bertanggung jawab merias wajah para pemain sesuai dengan karakter dalam peran dan tim wardrop yang bertanggung jawab memilih kostum untuk para pemain suatu program.

Produksi penyiaran suatu program atau acara dapat berhasil jika setiap proses yang sewajibnya dijalankan dalam siaran dapat dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada. Oleh karena itu setiap crew dalam suatu program harus memiliki rasa saling mengerti dan berusaha menahan ego masing-masing yang ada dalam diri mereka. Hal itu demi mendapatkan sebuah karya yang berkualitas, baik dan benar.




Selasa, 09 Oktober 2012

Budaya Perancis dan Up to date

Pertemuan ke-6
Rabu, 3 Oktober 2012
Dosen : Madam Christine


Kali ini kami kedatangan seorang dosen yang bisa dibilang tidak diduga. Saat masuk kelas, seorang perempuan yang memiliki senyum ramah dan berhidung mancung sudah menanti kami. Tidak lain ia adalah Madam Christine, dosen bahasa Perancis di Fikom Untar. Sambil menunggu anak-anak lain masuk ke dalam kelas, dan memulai pokok bahasan yang akan diberikan, ia bercerita sedikit mengenai negaranya. Seperti kita tau, Perancis sangat identik dengan menara Eiffel yang terkenal itu. Orang Perancis biasa menyebutnya Gustare Eiffel atau La Tour Eiffel. Negara ini juga memiliki museum terkenal yang bernama Musee de Louvie. Museum itu menyimpan sebuah lukisan bersejarah yang bernama Monalisa, dan diciptakan oleh Davinci.



Perancis sangat menjunjung tinggi martabat dan bahasa nya. Mereka sangat mengutamakan bahasa mereka dalam kehidupan sehari-hari, bahkan mereka juga akan berbicara bahasa Perancis dengan turis pendatang. Dengan kata lain, kita harus menyewa seorang tour guide berbahasa Perancis untuk dapat berkomunikasi di sana. Ada yang berkata bahwa mereka tidak bisa berbahasa Inggris, namun di sisi lain, warga Perancis memang tidak ingin bahasanya sirna karena bahasa internasional yang lain. Alas an yang lebih tepatnya adalah, pertama, bahasa Perancis adalah bagian dari Negara mereka, sehingga harus dijunjung tinggi. Kedua, kesombongan Perancis, yang menganggap bahwa bahasa mereka harus diutamakan. Serta yang ketiga, adanya sejarah perang dunia ke dua, di mana ekonomi Perancis hancur. Disaat yang bersamaan, Amerika Serikat meminta pemerintah Eropa untuk mendirikan markas perang di berbagai tempat. Hampir seluruh Eropa setuju, hanya Perancis yang menolak kebijakan tersebut. Perlawanan tersebut dipimpin oleh General de Gaulle, dengan konsekuensi ia harus keluar dari NATO. Masa itu menjadi keadaan terburuk Perancis, di mana mereka harus memohon-mohon untuk meminta bantuan kepada AS, namun tidak dibantu dengan semestinya. Hal inilah yang membuat mereka merasa berjuang sendiri, tanpa bantuan AS, maka mereka juga harus menyetarakan bangsa dan bahasanya dengan AS yang berbahasa Inggris. Mesikpun banyak pendatang yang kini tinggal di Perancis, namun pada abad 20, keadaan rasis sangat terlihat di sana. Semua tukang bangunan di Perancis pada abad itu berkebangsaan Spanyol atau Italy, sedangkan semua supir taxi berkebangsaan Rusia.

Hingga saat ini, industri hiburanlah yang paling berkembang di Negara Perancis ini. Mereka memiliki hiburan cinema yang terkenal dan panggung teater. Hampir setiap orang meluangkan waktu mereka 2 kali dalam seminggu untuk menonton pertunjukan teater.

Berlanjut pada topik yang Madam Christine bawakan mengenai Robert Badinter. Lelaki yang berasal dari keluarga menengah kebawah ini lahir pada tahun 1928. Ayah Robert Badinter ini berkebangsaan Rusia dan beragama Yahudi. Pada saaan perang dunia ke dua, seluruh perancis dijajah dan ayahnya ditangkap. Singkat cerita ayah Robert meninggal di penjara. Namun di sisi lain, Robert mendapatkan bea siswa untuk menjadi sarjana sastra dan hukum. Karena kehidupan Robert yang serba berkekurangan, ia harus bekerja untuk dapat makan, dan juga mimpinya sebagai guru besar hukum harus dikesampingkan.

Pada tahun 1972, Robert ditunjuk untuk membela dua orang pembunuh berat, yang dijatuhi hukuman mati. Para napi ini dihukum mati karena ia telah menyandra dan membunuh seorang sipir dan perawat di dalam penjara. Kali itu Robert membela napi yang berumur lebih muda, karena ia hanya mengikuti temannya, namun tidak ikut melakukan pembunuhan. Berita itu tersebar ke seluruh tempat dan masyarakat sangat kesal akan kasus tersebut. Sebagai seorang pengacara, ia juga harus mengikuti dan menonton eksekusi yang akan dilakukan pada klien nya. Pada saat itu eksekusi dilakukan dengan cara dipancung atau guillotine. Nama guillotine berasal dari nama pencipta alat tersebut Dr. Guillotine pada tahun 1792. Sedangkan pada tahun 1972, tidak diperbolehkan lagi melakukan eksekusi di depan public. Robert sangat shok dalam eksekusi itu, hingga akhirnya ia memutuskan untuk  memperjuangkan menghilangkan hukuman mati. Pada Juni tahun 1981, Robert berhasil menjadi guru besar hukum di bebarapa universitras, serta dikenal sebagai pembela narapidana yang dihukum mati. Selama kurang lebih 15 tahun ia berkarya, ada sekitar 6 kasus yang berhasil dimenangkan. Hukuman mati dapat diperingan menjadi hukuman seumur hidup. Pada Juli tahun 1981, Robert menjadi Garde des Sceaux / penjaga stampel Negara/ menteri kehakiman. Tiga bulan berikutnya ia mengajukan ke DPR atau Assemble Nationale/ wakil rakyat, untuk melakukan abolisi. 
Pada 18 September 1981, kasus itu dirundingkan dan menghasilkan 369 suara mendukung abolisi, 113 suara menolak, dan 5 diantaranya tidak hadir. Rapat selanjutnya pada tanggal 30 September 1981 terdapat 161 suara mendukung abolisi, 126 menolak abolisi, serta 1 diantaranya tidak hadir. Akhirnya pada tanggal 10 Oktober 1981, disahkan Undang-undang abolisi yang terdiri dari Sembilan pasal, yang berisi :
1.      Hukuman mati dihapuskan.
2.      Pasal-pasal lain yang menjelaskan pasal-pasal KUHP dan militer yang harus diubah sesuai dengan ayat pertama.
Pada akhirnya Robert Badinter menjabat presiden ke lima di Conseil Conseil Constitutionel / MK / dewan konstitusi tahun 1980-1995. Ia berhasil menjadi senator, dengan umurnya yang sudah sangat tua, dan berdasarkan pengalaman panjangnya, ia juga masih aktif dalam memperjuangkan HAM. Dan dalam misi perdamaian, poling masyarakat sebesar 63% mendukung abolisi.


Topik ini hampir sama dengan keadaan hukum Indonesia yang sedang mempertimbangkan adanya hukuman mati bagi para koruptor. Kita sebagai penerus bangsa, undang-undang apakah yang kita harapkan? Apakah dengan adanya hukuman mati, kasus korupsi di Indonesia dapat dihapuskan? Marilah kita perjuangkan nasip bangsa kita sebaik-baiknya. Karena sebagai anak muda, kitalah yang akan menjadi tumpuan bangsa Indonesia di masa depan.




Senin, 01 Oktober 2012

Agenda Setting - Pilih Sisi

Pertemuan ke - 5 
Rabu, 26 September 2012
Dosen : Maman Suherman


Dalam kehidupan sehari-hari, tak luput dari adanya teori. Teori yang mempunyai asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. Secara selektif, “gatekeepers” seperti penyunting, redaksi, bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isu diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian dan cara penonjolan. Teori ini dikenal dengan nama Agenda Setting.
 

Biasanya teori ini digunakan dengan yang berkaitan pada komunikasi massa. Banyak juga diterapkan pada media televisi. Terkadang menggunakan teori ini sesuai dengan apa yang terjadi pada kehidupan masyarakat. Apa yang dianggap penting oleh media, dianggap penting pula oleh masyarakat.


Hal yang menjadi dasar pada Agenda Setting – Pilih Sisi yaitu munculnya sebuah ide. Gagasan yang dikembangkan hingga menjadi data sesuai fakta. Data itu ada yang bisa di konfirmasi dan diverifikasi kebenarannya kemudian memilih target, dari sisi mana yang akan diambil. Sisi yang diberikan memungkinkan masyarakat untuk mengetahui kebenaran yang masih bisa dikonfirmasi dengan sisi – sisi yang lainnya.


Pemilihan sisi ditentukan oleh petinggi redaksi yang menjalankan alur media sesuai dengan kepentingannya. Dalam kaidah Jurnalistik dijelaskan bahwa pers tidak memihak, melainkan harus bersikap professional seperti yang tertera dalam Kode Etik Jurnalistik. Kepentingan pemilik misalnya, yang mulai memudarkan aturan-aturan penerapan Jurnalistik. Terkadang pengaturan ide dan data sesuai dengan apa yang diinginkan pemilik.

Kembali melihat dari sisi khalayak yang memiliki frekuensi publik yang berhubungan dengan Undang – Undang Penyiaran tahun 2002. Mengatur tentang penyiaran yakni, Semangatnya adalah pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah publik harus dikelola oleh sebuah badan independen yang bebas dari campur tangan pemodal maupun kepentingan kekuasaan.



Terlihat jelas sekali apa yang diatur dengan fakta yang sebenarnya. Media merupakan sistem kontrol yang menjunjung tinggi kebenaran. Data yang telah di dapat diolah dan di cek kembali kebenarannya dengan mengkonfirmasi dan memverifikasi. Setelah melalui cek dan ricek, data siap untuk disebarluaskan kepada masyarakat.
Seperti media cetak yang mengutamakan kebenaran dengan mengecek ulang tulisan yang akan naik cetak. Menulis sesuai dengan aturan yang berlaku. Menggunakan empati saat menulis menunjukkan jiwa sosialisasi wartawan.
“Saat mengatur sebuah agenda dan menyeleksinya, biasakanlah menggunakan hati nurani dalam menyiarkan berita, baik melalui tulisan, maupun gambar,” ujar Maman.