Senin, 17 Desember 2012


Rabu, 5 Desember 2012

PG-13, 1 hr. 36 min.
 
 Woody Allen
 
 Jan 27, 2009
$23.2M
The Weinstein Co.
 
Vicky (Rebecca Hall) dan Crtistina (Scarlett Johansson), dua orang cewek yang bersahabat dan di sedang berlibur di Barcelona. Meski dekat, keduanya digambarkan mempunyai kepribadian yang sangat bertolak belakang. Vicky digambarkan cewek yang sangat normative, dan cenderung old fashioned. Sedangkan Cristina adalah cewek yang berjiwa bebas dan selalu siap mencoba segala sesuatu yang menarik hatinya.  



Pada suatu malam, mereka bertemu dengan Juan Antonio (Javier Bardem) seorang seniman yang menyukai keindahan (terutama perempuan). Juan Antonio ini berstatus ebagai duda karena telah berpisah dengan mantan istrinya, Maria Elena (Penélope Cruz). Sejak awal Vicky sudah antipati dengan Juan Antonio yang secara terang-terangan mengajak tidur kedua cewek tadi. Berbeda dengan Cristina yang amat sangat tertarik. Perhatikan adegan perkenalan di restoran dimana Cristina tak segan memandang selangkangan Juan Antonio dengan jalangnya!
Meski tidak menyukainya, dengan terpaksa Vicky menerima tawaran Juan Antonio untuk berlibur ke Oviedo. Siapa yang menduga keduanya terlibat one night stand yang mengesankan. harusnya hal tersebut tidak menjadi masalah kalau saja Vicky belum bertunangan dengan Doug (Chris Messina) yang kemudian menyusulnya dengan ide mereka menikah di Barcelona. Vicky yang menyadari posisinya segera ambil langkah mundur. Juan Antonio yang melihat hal ini mulai dekat dengan Cristina, bahkan mereka memutuskan untuk tinggal bersama. Cristina yang tidak mengetahui hubungan terselubung antara Vicky dan Juan Antonio, menjalani hubungan tersebut dengan santai, bahkan cenderung menikmatinya.

Tanpa terduga, pada suatu hari Maria Elena muncul dengan keadaan kacau. Juan Antonio yang baik hati mengijinkan Maria Elene untuk tinggal dengan mereka. Pada awalnya, kedua cewek “panas” tadi terlihat tidak salin menyukai dan saling berusaha menguasai Juan Antonio, namun lama-kelamaan terjain hubungan yang aneh diantara ketiganya. Di sisi lain, Vicky disibukkan dengan dilemma antara menuruti hatinya atau melakukan apa yang benar untuk dilakukan.
Dari sekian banyak film yang telah dihasilkan Woody Allen, terus terang baru kali ini menikmati karyanya secara utuh. Pernah melihat Annie Hall, namun tidak sampai selesai. Namun bisa sedikit membaca style Allen, dimana dia tertarik mengulik hubungan antar manusia, terutama hubungan pria-wanita, yang mungkin terasa remeh, namun entah mengapa selalu bisa dilihat menarik oleh Woody Allen. Begitupun dengan Vicky Cristina Barcelona ini yang masalahnya simple sekali namun bisa jadi rumit untuk sebagian orang, yakni soal pilihan. Woody Allen mengajak penonton lewat karakter Vicky dan Cristina untuk memilih. Apabila dihadapkan dengan situasi seperti yang mereka alami, jalan manakah yang akan kamu pilih? Lewat ending yang dihadirkan, sekali lagi ditegaskan, tidak penting pilihan yang kita ambil, namun bagaimana kita setelah mengambil sebuah pilihan.


Dengan gaya bertutur yang ringan, film ini makin enak dinikmati dengan penampilan para bintang pendukungnya yang santai. Belum lagi pemilihan setting yang eksotis romantis. Paling terkesan dengan penampilan Rebecca Hall yang mampu menterjemahkan karakter Vicky dengan baik. Penampilan Penélope Cruz yang walau baru muncul di paruh akhir, juga cukup kuat dan berkarakter. Javier Bardem dengan penampilan santainya mampu memberi kesegaran tersendiri. Scarlett Johansson? Meski tidak istimewa namun mampu membawakan peran Cristina dengan pas.
Satu hal lagi yang meninggalkan kesan adalah pemilihan busana para pemainnya. Mereka dibalut dengan pakaian berbahan ringan melayang dengan warna-warna lembut yang membuat penampilan mereka terlihat segar hingga sedap dipandang. Salut untuk divisi kostum.
Cerita yang dihadirkan sebenarnya tidaklah istimewa. Sedikit mengingatkan pada film keluaran tahun 1982 yang berjudul Summer Lovers. Film yang dihasilkan oleh sineas penghasil The Blue Lagoon ini mengisahkan pasangan yang diperankan oleh Peter Gallagher dan Daryl Hannah yang melewatkan musim panas di Negara yang tak kalah eksotis, Yunani.

Disana mereka berkenalan dengan perempuan yang diperankan oleh Valerie Quennessen. Ketiganya kemudian terlibat dalam hubungan intim yang mungkin akan dinilai aneh bahkan amoral oleh sebagian orang. Mereka makan bersama, berenang telanjang bersama hingga tidur bersama!

sumber : http://gilasinema.blogspot.com/2009_01_01_archive.html
 

Selasa, 04 Desember 2012

Revisi Undang-Undang Penyiaran Tahun 2002

Pertemuan ke-11
Rabu, 28 November 2012
Dosen : Paulus Widianto




Minggu ini, pembahasan perkuliahan kapita selekta terkait dengan revisi Undang-Undang Penyiaran Tahun 2002. Paulus Widianto selaku pakar penyiaran di Indonesia membahas mengenai pro kontra serta alasan terkait dengan dilakukannya revisi UU Penyiaran mengingat beliau juga merupakan salah satu tim pendamping yang terlibat dalam revisi UU tersebut.
Dalam hal ini, ada 4 poin utama yang menjadi alasan dilakukannya revisi UU Penyiaran. Alasan pertama terkait dengan perkembangan zaman, kedua terkait dengan perkembangan teknologi, ketiga terkait dengan penegasan kembali agar tidak menjadi multitafsir dan terakhir adalah pemberian kewenangan baru. Namun, revisi itu banyak mengundang pro dan kontra di kalangan pemerintahan dan masyarakat.
Seiring dengan adanya perkembangan zaman, maka konten penyiaran baik televisi maupun radio juga mengalami perubahan. Hal ini mendorong adanya revisi pada UU Penyiaran mengingat kedua media massa tersebut merupakan media yang paling banyak dan hampir setiap hari dikonsumsi oleh masyrakat. UU yang direvisi ini diharapkan dapat memberi dampak langsung yang positif terhadap masyarakat terkait dengan konten atau isi yang disajikan oleh media penyiaran.
Berbicara mengenai perkembangan zaman, maka kita juga berbicara tentang perkembangan teknologi. Dewasa ini, digitalisasi penyiaran bukan merupakan hal yang asing lagi. Berbagai kelebihan ditawarkan oleh teknologi ini, mulai dari suara yang jernih, gambar yang bening, sampai pada tersedianya banyak kanal untuk menyalurkan siaran televisi. Namun demikian, sejumlah permasalahan pun muncul. Mulai dari yang sederhana berupa pengaturan kanal yang jumlahnya jauh lebih besar, sampai yang paling rumit yakni mengatur penyedia jaringan (network provider) dan penyedia konten siaran (content provider) yang akan turut bermain meramaikan dunia penyiaran tanah air. Tidak kalah pelik, adalah memikirkan bagaimana nasib para penyelenggara siaran televisi komunitas yang mungkin akan terseok-seok untuk ikut bermigrasi ke TV digital. Padahal kehadiran televisi komunitas dipandang penting untuk menjamin demokratisasi penyiaran, khususnya dari sisi keberagaman isi (diversity of content). Semua ini masih belum diatur oleh UU Penyiaran No. 32 tahun 2002.
Namun pada perkuliahan ini juga dibahas mengenai pro dan kontra pada masa revisi. Salah satu anggota Masyarakat Komunikasi dan Informasi (MAKSI), Chelsea Chan menegaskan, dirinya tidak setuju terkait rencana revisi UU Penyiaran. Menurutnya, UU ini banyak menampung inspirasi publik dan mengadopsi berbagai aturan-aturan yang dibuat bangsa luar. Sebaliknya, yang sangat penting direvisi atau dirubah adalah Peraturan Pemerintah (PP) aturan dari turunan UU Penyiaran. Pasalnya, isi dari peraturan penyiaran yang dibuat Kementrian Kominfo dianggap paling banyak bermasalah. Ade Armando, pengamat media dan juga anggota MAKSI, mengutarakan pendapat senada dengan Chelsea. Menurutnya, UU Penyiaran tidak bermasalah. Justru, yang bermasalah itu adalah PP-nya. Rencana revisi UU Penyiaran ini dianggap memiliki tujuan tersembunyi atau hanya ingin memenuhi kepentingan tertentu.
Sekalipun dilanda pro dan kontra, namun revisi UU Penyiaran ini pun tetap berjalan. Tentu diharapkan revisi UU Penyiaran dapat membantu menjelaskan dua isu strategis ini. Semangat untuk tetap mengusung demokratisasi penyiaran harus tetap ada dalam proses revisi yang diprediksi sarat akan tarik-menarik kepentingan. Bagaimanapun dunia penyiaran tetap akan berpengaruh besar pada kehidupan masyarakat banyak karena ranah publik yang digunakannya. Oleh karenanya, masyarakat sebagai publik diharapkan mengawal semua perkembangan ini sehingga proses revisi tetap memperhatikan kepentingan publik yang luas. Masyarakat tidak perlu kaget apabila UU Penyiaran versi  revisi ini akhirnya  disahkan karena luput dari pencermatan.
Referensi : www.kpi.go.id dan fisip.uajy.ac.id

Selasa, 27 November 2012

Teknik Audio Visual dalam Film

Pertemuan ke-10
Rabu, 21 November 2012
Dosen : Nurman Hakim


Media audiovisual adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera pengelihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau memiliki unsur gerak.
Audio visual dibedakan menjadi dua bentuk yaitu naratif dan non naratif.

      1.     Bentuk Naratif
Contoh bentuk naratif: film layar lebar, FTV, sinetron, iklan bercerita
Bentuk naratif merupakan sebuah bentuk penceritaan yang peristiwanya memiliki hubungan sebab akibat yang jelas dan terjadi dalam ruang serta waktu yang jelas pula. Dikarenakan penceritaan dalam film didasari oleh bidang sastra dan drama.
Bagaimanapun juga selain adanya aspek ruang, waktu, peristiwa dan manusia, naratif juga tidak hanya melibatkan aspek cerita (story), akan tetapi nantinya penceritaan itu akan terbagi lagi menjadi plot.

Selain itu, naratif di dalam film juga memiliki struktur yang tentu saja berbeda dengan sastra (roman) maupun drama (teater), walaupun ada kedekatan, namun struktur di dalam film lebih banyak menyesuaikan dengan durasi maksimal yang umum yang ada atau dikenal oleh masyarakat, yaitu antara beberapa menit hingga 3 jam.  

1.     Bentuk Non-Naratif.
Contoh bentuk non naratif: iklan, berita, Tv program/kuis reality show,dll.
Bentuk ini bukannya tidak bercerita, hanya saja cara menceritakannya berbeda dengan naratif yang seperti orang mendongeng, artinya aspek story, plot, ruang, waktu, peristiwa dan manusia tetap ada hanya saja cara menyampaikannya berbeda. Oleh karena itu, cara bercerita non-naratif dalam buku David Bordwell ini sangat beragam dan setidaknya ada empat cara bercerita dalam bentuk ini :

a.    Categorical
Film dibuat kategori agar dapat dikumpulkan per sub-temanya. Bordwell mengibaratkan cara ini seperti memasuki supermarket dimana setiap  barang akan dikategorikan menurut jenisnya dan bukan merknya. Banyak film dokumenter yang masuk dalam wilayah ini, terutama dokumenter yang umum ditayangkan seperti di televisi publik ataupun televisi berbayar.

b.    Rethorical
Film  ini  memiliki  persuasi  yang  kuat  untuk  mempengaruhi  penonton sehingga kesan propaganda melekat erat dalam bentuk ini.  Tipe film yang banyak menggunakan metode ini adalah film iklan yang banyak ditayangkan di televisi dan dokumenter propaganda,
c.    Abstract
Penceritaan film ini mengikuti sebuah usaha untuk mengeluarkan suatu ekpresi paling dalam dari pembuatnya.  Umumnya sulit untuk dicerna oleh penonton, namun karena didasari oleh kebebasan berekspresi sehingga sering permasalahan penonton tidak lagi menjadi yang utama.  Film eksperimental, di tahun 1970-an dikenal dengan expanded cinema atau sekarang ini banyak seniman yang lebih mengenalnya sebagai  video art adalah contoh dari film dengan bentuk abstrak, seperti film-film dari Stan Brakhage, Tan Jun Paik, Norman McLaren, Hans Richter, Walter Ruttman, Luis Bunnuel dsb. Film dalam sub-bentuk ini pada masa sekarang banyak dipakai pada video musik.
d.    Associational
Film-film  dalam  bentuk ini sekilas mirip dengan bentuk abstrak, namun sesungguhnya sangatlah berbeda.  Film bentuk ini biasanya menggunakan gambar-gambar yang tidak memiliki hubungan ruang, waktu ataupun peristiwa, namun memiliki tujuan yang sama untuk mengarah pada satu tema atau sub-tema penceritaan. Dokumenter dengan jenis  association picture story menggunakan bentuk ini, seperti  karya Man With A Movie Camera (Dziga Vertov), Baraka (Ron Fricke) serta trilogi film Geodfrey Regio : Powwaqqatsi, Koyanisqatsi dan Naqoyqatsi.


Bioskop digital
Kini produsen film dunia lebih banyak mengemas filmnya dengan format digital, bukan lagi format seluloid. Sehingga tren penggunaan alat pemutar film (proyektor) format digital di bioskop tak bisa dihindarkan termasuk di Indonesia. 
Dampaknya, banyak pengusaha bioskop melakukan konversi besar-besaran dari proyektor seluloid ke digital.
Grup Blitz contohnya yang sudah sejak berdirinya menyediakan fasilitas ini, sementara Grup 21 konon kabarnya sudah memesan 200 alat yang disebut DCP (digital cinema package), dan sekitar separuhnya sudah dipasang.
format baru digital memberikan sisi positif dalam hal efisiensi distribusi. Dengan format digital, maka mengimpor film lebih praktis karena importir hanya mengunduh film dengan akses internet, selain itu biaya copy film sudah tak ada lagi dengan rantai yang lebih pendek.

"banyak orang yang masih beranggapan bahwa  kualitas digital proyektor masih di bawah seluloid”. Selain itu Celakanya, bagi pengusaha bioskop skala kecil, peralihan ini sangat memberatkan karena butuh investasi yang sangat besar.
Produk proyektor digital selama ini diimpor dari AS dengan merek Barco dan Belgia dengan harga Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar.




Selasa, 20 November 2012

Kemunculan dari Public Relations





Pertemuan ke-9
Rabu, 14 November 2012 
Dosen : Gufron 

Komunikasi semakin cepat berkembang dan banyak dibutuhkan anak-anak muda dan tenaga-tenaga baru yang berkecimpung dibagian komunikasi. Humas adalah kependekan dari hubungan masyarakat. Hal ini seringkali disederhanakan sebagai sebuah terjemahan dari istilah Public Relations (PR). Sebagai ilmu pengetahuan, PR masih relatif baru bagi masyarakat Indonesia. PR sendiri merupakan gabungan berbagai ilmu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain.


Public-Relation-Firm.jpgDalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan yang sangat cepat.  Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya. Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks. PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi. Di masa mendatang PR diperkiraan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa.

public-relations.jpgTerkadang ada kalanya PR mengadakan pan raising atau bisa dikenal dengan penggalangan dana. Kegiatan penggalangan dana dilakukan untuk menaikan popularitas disumbangkan kepada yang membutuhkan. Adapula CSR yang dilakukan PR menjelang idul fitri untuk melakukan mudik bersama hal tersebut juga dilakukan untuk mendekatkan perusahaan kepada masyarakat dan menaikan popularitas perusahaan tersebut. Dalam sebuah organisasi, public relations merupakan fungsi manajemen yang mengevaluasi perilaku publik sasarannya, mengidentifikasi kebijakan, dan program organisasi atau individual melalui kepentingan publik dan melaksanakan program atau kegiatan komunikasi yang telah direncanakan sebagai salah satu tindakan untuk membuat publik menjadi mengerti dan menerima tujuan perusahaan atau organisasi. \

what-is-public-relations.jpg Dewasa ini, Public Relations harus berhadapan dengan fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu buruk, baik, atau tanpa pengaruh yang jelas. Karena itu, staf Public Relations dituntut mampu menjadikan orang-orang lain memahami suatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaga yang diwakilinya.Kebanyakan sarjana   dari  aliran  kritis  dalam  studi   humas  menganalisa  organisasi  dan pesan-pesan yang  ditampilkan  bukan dalam usaha untuk memperbaiki perusahaan bersangkutan. PR merupakan suatu profesi yang menghubungkan antara lembaga atau organisasi dengan publiknya yang ikut menentukan kelangsungan hidup lembaga tersebut. Karena itu PR berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen, memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. PR pada dasarnya menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan baik dengan publik. Dalam PR dibedakan dua macam publik yang menjadi sasaran yakni publik internal dan eksternal.

        
center_pr.jpg   Secara sederhana tugas praktisi kehumasan adalah menjadi penghubung antara lembaga publik dengan masyarakat luas, agar tercapai saling pengertian, kerjasama dan sinergi yang positif antara berbagai pihak yang ada.  Dalam konteks lembaga lembaga publik seperti pemerintah, sejatinya peran melayani dan mengembangkan dukungan publik guna mencapai tujuan organisasi-lah yang sangat penting dimainkan oleh praktisi kehumasan. Pada konteks ini, maka praktisi humas harus bisa membentuk nilai-nilai, pemahaman, sikap-sikap, sampai perilaku dari publik agar sejalan dengan kebutuhan organisasi.

Selasa, 13 November 2012

Media di Era Digital

Pertemuan ke-8
Rabu, 7 November 2012

Dosen : Diah Ayu Candraningrum, M.Si., MBA.


Media ada mulai 1980an, setelah itu dikenal media cetak. Semenjak awal tahun 2000an media cetak mengalami evolusi yang besar karena krisis ekonomi & krisis Amerika (2008). Karena itu mengalami degdradasi lalu menjadi punah satu persatu.


            Newsweek merupakan salah satu majalah tertua. Dan 2 majalah terbesar di dunia. Newsweek berhenti produksi karena biaya cukup besar dalam pembuatannya, selain itu membutuhkan SDM harus lebih banyak (faktor intenal), faktor eksternal yaitu oplah Newsweek menurun 50%, pendapatan iklan majalah berkurang 80%, sehingga total kerugiannya mencapai US$ 40 juta/ 385 miliar rupiah.



Tumbangnya Media AS
- Tabloid The Rocky Mountain News tutup 27 Februari 2009 > usia 153 th
- Usia 146 th, The Seattle Post Intelligencer > Koran online pada 2009
- Harian Chicago Tribune; San Fransisco Chronicle > perampingan karyawan besar-besaran 2009.

  • Selamat Datang Dunia Digital
Perubahan media saat ini terjadi di mana-mana. Sejak kemunculan internet, media perlahan-lahan merubah bentuknya, strateginya, langkahnya, untuk lebih efektif mempengaruhi masyarakat dengan isi dan cara penyajian yang baru.
Internet, yang pada awal kelahirannya tidak terlalu kelihatan kekuatannya, karena akses internet yang memang hanya dimiliki beberapa orang, kini menjadi membumi, karena sekarang setiap orang hampir selalu terhubung dengan internet (seperti apa yang terjadi pada tren alat komunikasi mobile di awal kelahirannya). Inilah yang disebut era digital. Dan ini yang membuat masyarakat juga naik statusnya, hampir sama dengan pembuat berita profesional, karena memiliki kekuasaan untuk memberikan pandangan atas informasi dan peristiwa yang terjadi di masyarakat.

Konvergensi pun terjadi di mana-mana. Semua saling balapan melengkapi dirinya masing-masing dengan fitur-fitur baru era digital. Seperti media massa, telekomunikasi, internet dan software komputer yang muncul dengan berbagai keunggulan. Semua mengkontribusikan dirinya untuk memenuhi fungsinya sebagai fitur komunikasi massa yang bila dimodel-komunikasikan sangat cocok menggunakan pola SMCR oleh Wilbur Schramm.
Orang-orang masa kini lebih suka membaca berita melalui internet, melalui smartphone, tablet dan lainnya daripada langsung membeli media cetak itu sendiri
Media di Indonesia:
- Pada Serikat Perusahaan Pers ada 290 judul media cetak
- 2011 > jumlah media cetak melonjak jadi 1000 judul
- Pengguna internet di Indonesia 22,1 juta (2010)

Kondisi media cetak di Indonesia sangat berbeda dengan di luar negeri. Sebagian masyarakat Indonesia masih sangat menyukai media cetak.
Hal tersebut dikarenakan:
- Survey Badan Pusat Statistik (2003, 2006, 2009) > masyarakat penonton terus naik dan masyarakat pembaca terus tutun
- Masyarakat yang melek internet baru 10%.
- Angka kemiskinan 2008-2012 > 12,5%.

Selasa, 30 Oktober 2012

Proses Penyiaran

Pertemuan ke-7
Rabu, 24 Oktober 2012

Dosen: Aden Hidayat, S.Sos, M.Si

Siapa yang tidak tahu radio atau televisi? Tentunya setiap orang di era sekarang ini pasti pernah mendengar radio atau menonton televisi. Namun apakah tiap orang tau bagaimana awal proses penyiaran radio dan televisi hingga saat kita dapat mendengar dan menontonnya? Mata kuliah Kapita Selekta kali ini membahas tentang proses penyiaran dan bagaimana menjadi seorang penyiar yang profesional.

Dalam dunia penyiaran atau broadcasting ada yang  namanya proses penyiaran. Terselenggaranya penyiaran ditentukan oleh 3 unsur, yaitu:
1. Unsur Studio / Master Control
2. Transmitter / Satelit
3. Pesawat Penerima

Unsur Studio sebagai tempat untuk menyelenggarakan acara yang biasanya dapat indoor ataupun outdoor. Sedangkan Master Control merupakan ruang panel, tempat proses penyiaran berlangsung. Jika ada tayangan yang ingin ditampilkan pasti harus melewati ruang panel dahulu untuk disaring informasinya. Unsur yang kedua adalah Transmitter atau Satelit yang merupakan alat untuk mengirimkan gambar/ audio. Unsur yang terakhir adalah Pesawat Penerima yaitu televisi dan radio yang ditonton/ didengar setelah proses penyiaran berlangsung. Ketiga unsur ini disebut dengan Trilogi Penyiaran.

Menurut Wahyudi (1994), Siaran yang Berkualitas adalah siaran yang kualitas suara dan atau gambar / visualnya prima. Sedangkan Siaran yang Baik adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau visualnya bersifat informatif, edukatif, persuatif, akumualitif dan stimulatif. Dan menurutnya Siaran yang Benar adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau visualnya diproduksi sesuai dengan sifat fisik medium radio dan atau televisi.

Terdapat 2 kategori dalam produksi siaran yaitu Karya Artistik dan Karya Jurnalistik. Keduanya memiliki perbedaan sifat dalam memproduksi suatu siaran. Karya artistik lebih mengutamakan segi seni dan keindahannya, yang bentuk siarannya bisa fiksi atau non fiksi dan tidak terikat pada struktur yang baku. Sedangkan karya jurnalistik harus mengutamakan aktualisasinya, yang isi pesannya faktual dan menggunakan bahasa jurnalistik.

Tahapan dalam proses penyiaran televisi terdiri dari pra produksi tv, produksi tv dan pasca produksi tv. Dalam pra produksi dipersiapkan hal-hal sebelum proses produksi sebuah program televisi, seperti menentukan ide, menyusun crew, pembuatan jadwal shooting, sampai pembuatan final script. Selanjutnya produksi tv memproses eksekusi semua hal yang sebelumnya telah dipersiapkan pada proses pra produksi. Pada pasca produksi tv, diproses finishing sebuah program tv sampai menjadi program acara yang utuh dan mampu menyampaikan sebuah pesan kepada pemirsanya, dengan cara melakukan penyatukan/ penyambungan beberapa gambar oleh seorang editor.

Proses pra produksi tv merupakan proses awal dalam pengembangan ide suatu program karena itu dibutuhkan kreativitas untuk mengembangkannya. Ada banyak cara dalam mengembangkan ide seperti dari pengalaman, diskusi, aktivitas sehari-hari, membaca buku, menonton tv, riset dll. Setelah ide ditemukan, selanjutnya dituangkan dalam bentuk sinopsis untuk menjelaskan atau menggambarkan secara singkat dalam sebuah program acara tv sesuai dengan tahapan-tahapan produksi tv. Setelah itu diadakan casting untuk memilih dan menentukan pemain yang cocok berdasarkan analisis naskah.

Ada bagian-bagian yang penting dalam suatu produksi siaran tv seperti tim properti yang menyediakan peralatan untuk suatu produksi program, tim make up yang bertanggung jawab merias wajah para pemain sesuai dengan karakter dalam peran dan tim wardrop yang bertanggung jawab memilih kostum untuk para pemain suatu program.

Produksi penyiaran suatu program atau acara dapat berhasil jika setiap proses yang sewajibnya dijalankan dalam siaran dapat dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada. Oleh karena itu setiap crew dalam suatu program harus memiliki rasa saling mengerti dan berusaha menahan ego masing-masing yang ada dalam diri mereka. Hal itu demi mendapatkan sebuah karya yang berkualitas, baik dan benar.